Dikritik, Tiap Konfercab yang Diributkan Masih Berkutat soal Pemilihan

Posting Komentar
Jombang, At Tijani Indonesia. Seakan sudah menjadi kebiasaan setiap gelaran konferensi cabang (Konfercab) NU, tak sedikit orang membincangkan terkait siapa ketua dan rais yang layak menakhkodai pucuk pimpinan NU selanjutnya. Bahasan yang berkutat soal pemilihan ini sebetulnya sudah menghilangkan makna Konfercab NU yang semestinya.

Dikritik, Tiap Konfercab yang Diributkan Masih Berkutat soal Pemilihan (Sumber Gambar : Nu Online)
Dikritik, Tiap Konfercab yang Diributkan Masih Berkutat soal Pemilihan (Sumber Gambar : Nu Online)

Dikritik, Tiap Konfercab yang Diributkan Masih Berkutat soal Pemilihan

Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang H Muslimin Abdilla mengungkapkan, dengan merujuk pada ART NU, bahwa Konfercab adalah assembly (forum permusyawaratan) tertinggi di tingkat cabang. Sebagaimana dalam ART pasal 79 Konferensi Cabang membicarakan dan menetapkan lima hal penting.?

"Pertama soal laporan pertanggungjawaban PCNU, kedua pokok-pokok program tahunan, ketiga hukum dan masalah keagamaan dan kemasyarakatan, keempat rekomendasi organisasi, dan selanjutnya memilih rais melalui Ahwa dan memilih ketua," katanya, Sabtu (22/4).

Ia tak menampik, isu yang sedang gencar di permukaan menjelang gelaran Konfercab NU di Kota Santri ini adalah soal pemilihan yang sebenarnya hanya menjadi salah satu bahasan Konfercab dari poin penting lainnya.?

At Tijani Indonesia

"Pemilihan rais dan ketua, sampai saat ini masih menjadi pembicaraan yang paling menonjol, padahal pemilihan hanyalah salah satu dari lima pembahasan dalam Konfercab," tambah pria berkacamata ini.

Dari bahasan tunggal itu, tambah dia, sampai saat ini, peserta Konfercab belum menjadikan materi pokok-pokok program, rekomendasi dan pembahasan hukum dan masalah keagamaan, sebagai bahasan yang lebih penting daripada bahasan tentang pemilihan ketua atau rais," tuturnya.

Pada kondisi yang setagnan ini, lanjutnya, menandakan bahwa organisasi NU masih tergantung kepada individu yang dipilih sebagai rais atau ketua, belum menjadi organisasi yang tergantung dengan program.

"Kalau begini terus, maka program akan tergantung dengan siapa yang menjadi ketua atau rais, bukan ketua atau rais yang harus tergantung dengan program yang diputuskan dalam Konfercab. Sehingga tidak banyak memperhatikan keputusan Konfercab tentang program," paparnya.

Semestinya menurut pria yang kerab disapa Cak Muslimin ini siapapun ketua atau rais harus menjalankan program yang diputuskan dalam Konfercab. Tidak boleh sama sekali keluar dari program yang diputuskan dalam Konfercab.?

At Tijani Indonesia

"Karena itu, menjadi ketua atau rais adalah beban yang berat, karena harus menjalankan program yang dimanahkan oleh Konfercab," tutupnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Bahtsul Masail, Lomba, Fragmen At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar