PMII UIN Bandung Soroti Maraknya Eksploitasi Perempuan

Posting Komentar
Bandung, At Tijani Indonesia

Sepanjang sejarah peradaban manusia, perempuan mempunyai posisi terhormat karena perempuan mempunyai peran mengandung dan melahirkan anak. Tetapi ironi yang terjadi dewasa ini, tubuh perempuan banyak dijadikan alat eksploitasi untuk kepentingan ekonomi.

PMII UIN Bandung Soroti Maraknya Eksploitasi Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII UIN Bandung Soroti Maraknya Eksploitasi Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII UIN Bandung Soroti Maraknya Eksploitasi Perempuan

Demikian disampaikan Hj Musdah Mulia saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional bertajuk Seks, Tubuh Perempuan dan Kapitalisme: Perspektif Agama dan Ekonomi-Politik yang digelar oleh Lembaga Analisis dan Gerakan Perempuan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat, Rabu (9/3) di Student Center kampus setempat.

Musdah mengungkapkan, saat ini segala yang berhubungan dengan perempuan bisa menjadi lahan bisnis, misalkan hijab syari itu menjadi komoditi dan omsetnya bisa mencapai triliunan rupiah. “Padahal dahulu hijab atau jilbab kan seperti itu, tapi kenapa kini harus dikasih embel-embel syar’i segala,” terang Musdah.

Ia menilai ada pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengeruk keuntungan melalui perempuan yang dihubungkan dengan aspek agama. “Kapiltalisme menggunakan kedok agama untuk kepentingannya,” tegas mantan Ketua Komisariat PMII IAIN Alauddin Makassar itu.

At Tijani Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Lakpesdam PBNU H Marzuki Wahid menjelaskan, eksploitasi perempuan tidak selalu dikarenakan kapitalisme. Sebab kapitalisme adalah produk modern yang muncul pada masa Renaissance di Eropa.

Justru dahulu yang sering mendiskriminiasi perempuan adalah ideologi patriarki, di mana saat itu laki-laki menjadi pusat kekuasaan. Sekarang patriarki semakin melemah, namun saat ini eksploitasi perempuan dapat dilihat dalam model di iklan-iklan, hingga dalam kejuaraan olahraga.

“Banyak perempuan-perempuan terpengaruh dengan ajakan iklan atau pasar, ingin tampil cantik dan bergaya sebagaimana model iklan,” singgung Marzuki.

Seharusnya, lanjut Marzuki, perempuan membangun kedaulatan diri. Kedaulatan diri perempuan itu berdandan untuk diri sendiri, berdandan cantik untuk kenyamanan diri, tampil karena panggilan hati, dan bukan ingin laku dicari-cari oleh laki-laki.

At Tijani Indonesia

Lebih lanjut, tentang kedaulatan diri, pada dasarnya kedaulatan diri ada pada kemartabatan diri manusia itu sendiri. Laki-laki tidak bisa mempersembahkan kehormatannya untuk perempuan, begitu pula sebaliknya. “Dalam pernikahan, bukan menghilangkan kedaulatan kehormatan diri, tetapi sebuah dialog untuk bisa saling menikmati,” ujarnya.

“Inilah jejaring kapitalisme yang mengeksploitasi perempuan untuk kepentingan ekonomi. Musuhnya bukan laki-laki, tetapi sistem yang mengeksploitasi dan mendikriminiasi perempuan, tidak menghormati laki-laki dan perempuan,” tambah Marzuki. (M Zidni Nafi’/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Quote At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar