Hadapi Radikalisme, Komunitas Pesantren Harus Terdepan

Posting Komentar
Probolinggo, At Tijani Indonesia

Salah satu ancaman luar yang saat ini jadi fenomena adalah ancaman radikalisasi agama yang muncul karena adanya pemahaman agama yang sempit dan sepihak. Serta, adanya penafsiran Al-Qur’an dan hadits sesuai dengan kepentingannya. Baik itu kepentingan politik, ekonomi, ideologi yang dikemas dalam dalih pemurnian ajaran Islam.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Zainul Hasan (YPPZH) Genggong KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah menyampaikan hal ini di sela acara perayaan wisuda Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan (Inzah), Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH), dan program profesi D 1 I-TECH Zainul Hasan Genggon, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (21/01).

Hadapi Radikalisme, Komunitas Pesantren Harus Terdepan (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadapi Radikalisme, Komunitas Pesantren Harus Terdepan (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadapi Radikalisme, Komunitas Pesantren Harus Terdepan

“Kemasannya macam-macam, bisa konstitusi, ekonomi dan sosial budaya. Perubahan politik luar negeri juga akan mempengaruhi kita. Di sinilah peran para sarjana santri dan komunitas pesantren memegang peran penting. Yakni dengan menjadi garda terdepan,” ujarnnya.

At Tijani Indonesia

Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur ini berpesan kepada para wisudawan untuk piawai memanfaatkan keilmuannya dalam memproteksi dan mewaspadai berbagai ancaman, baik eksternal maupun internal. Sebab Indonesia merupakan bangsa yang besar, bangsa yang jadi perhatian dunia dan cukup disegani dunia. “Kita jangan sampai lengah,” kata Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong ini.

Kiai Mutawakkil juga berharap agar para wisudawan bisa lebih dekat kepada Allah SWT, bertanggung jawab, jujur dan disiplin terhadap keilmuannya.

At Tijani Indonesia

“Ilmu itu akan bermanfaat dan akan dirasakan manfaatnya, hanya dengan memiliki jiwa juang yang disertai keyakinan bahwa Allah SWT tidak akan pernah menelantarkan pejuang. Tanda-tanda pejuang ia mampu memberikan manfaat bagi orang lain,” ujarnya.

Tahun ini, ada sebanyak 389 mahasiswa dari tiga lembaga tersebut yang diwisuda di Gedung Islamic Centre (GIC) Kota Kraksaan. Fakultas Tarbiyah Inzah mewisuda 301 mahasiswa dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan 17 mahasiswa dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Serta, 18 mahasiswa dari Fakultas Syariah, Prodi Perbandingan Madzhab (PM).

STIH tahun ini mewisuda sebanyak 33 mahasiswa Prodi Ilmu hukum dan Program profesi D 1 I-TECH mewisuda 20 mahasiswanya. Prosesi wisuda yang disaksikan jajaran pengasuh pesantren Zainul Hasan Genggong ini berlangsung khidmat dalam suasana akrab penuh kekeluargaan.

Hadir dalam prosesi wisuda tersebut Ketua Yayasan Pondok Pesantren Zainul Hasan (YPPZH) Genggong KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua STIH Hj. Khusnul Hitamimah, Rektor Inzah DR Abdul Aziz Wahab dan Ketua I-TECH Novi Hendra Wirawan. Serta Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Probolinggo H Asy’ari.

Pada wisuda ini, lulusan terbaik dari INZAH untuk prodi PAI diraih Sri Wahyuningsih dengan IPK 3,69, prodi PM diraih Moch. Fahmi M dengan IPK 3,55 dan prodi PBA diraih Nafisatul Rohmah dengan IPK 3,65.

Sedangkan dari STIH, lulusan terbaik untuk prodi Ilmu Hukum diraih Firman Juniartanto dengan IPK 3,73 dan I-TECH prodi Adm Perkantoran diraih Jevi Lutfiyah dengan IPK 3,51. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Nahdlatul Ulama, Ubudiyah At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar