Berpuasa 18 jam di Roma

Posting Komentar
Oleh H Khumaini Rosadi

Inilah kota Roma, yang di dalam sejarah disebutkan kota peradaban yang banyak meninggalkan bukti-bukti sejarah. Bangunan-bangunan yang kokoh, menandakan kecerdasan manusia pada zaman itu. Ribuan tahun bahkan sebelum peradaban Islam, peradaban Romawi ini sudah berdiri. Diabadikan juga dalam Al-Quran Surat Ar-Rum, tentang bukti adanya kehebatan Romawi pada zaman dulu.

Di kota Roma ini juga berdiri negara istimewa tersendiri, yaitu Vatikan. Kota Roma ramai oleh penduduknya. Setiap hari tidak pernah berhenti lalu lalang mobil, bus, dan sepeda motor yang melewati jalanan di dalam kota.

Berpuasa 18 jam di Roma (Sumber Gambar : Nu Online)
Berpuasa 18 jam di Roma (Sumber Gambar : Nu Online)

Berpuasa 18 jam di Roma

Istimewa bagi saya, karena Ramadhan ini saya mendapatkan kesempatan berharga untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan di Kota Roma. Pesan-pesan Islam yang rahmatan lil alamin, tepat di pusat Kota Roma, tempat KBRI berada.

At Tijani Indonesia

Asra, protokoler KBRI Roma yang bertanggung atas seluruh keberadaan dan hukum WNI di Italia menjelaskan, kantor KBRI dibeli oleh pemerintah Indonesia pada zaman Soekarno tepatnya pada tahun 1952.

At Tijani Indonesia

Gedung berlantai empat, lengkap dengan wisma di lantai dua, di mana saya tinggal selama sebulan lebih, dengan fasilitas? lumayan lengkap dan menyenangkan. Arsitek bergaya Roma yang memang dilestarikan, tidak boleh dipugar atau diubah bentuknya oleh pemerintah, kecuali hanya sekadar merenovasi bagian-bagian dalam yang retak.

Islam di Roma termasuk minoritas. Tetapi toleransi tetap terjaga. Siapapun boleh tinggal di Roma selama tidak berbuat jahat atau kriminal. Dalam melaksanakan ibadah, umat Islam di sini sangat antusias. Terbukti dengan didatangkannya ustadz atau mubalig pada setiap Ramadhan.

Di Roma pula, sudah ada ustadz yang selalu membimbing keislaman dan mengarahkan para diplomat dan masyarakat setiap harinya. Namanya Ustadz Adnan.

Cuaca di Roma cenderung panas pada saat ini, bersuhu 27 derajat Celcius. Waktu shubuh dimulai pada pukul 03.30 dini hari dan maghrib pukul 20.39 waktu Roma. Itu membuat masyarakat Muslim berpuasa kurang lebih 18 jam setiap hari.

Untuk menambah pengetahuan keagamaan, dilakukan kajian bada zuhur. Kajian ibu-ibu Muslimat diadakan setiap Rabu dan Jumat. Tempatnya terkadang di rumah, terkadang di mushalla atau aula utama KBRI.

Pengajian anak-anak dilakukan setiap Jumat. Sementara setiap Sabtu diadakan buka puasa bersama, bergantian dari Roma, Milan, lalu Vatikan. Di sinilah ajang silaturahmi warga negara Indonesia dengan berbagai lapisan. Ada mahasiswa, karyawan, diplomat.

Untuk persatuan Muslim di Roma, terbentuk sebuah organisasi yang bernama Nadwah Ukhuwah Roma yang disingkat NUR. NUR diketuai oleh Yusran, dibantu oleh pengurus-pengurus yang hebat seperti Asraruddin Salam, Haris, Asep, Didit, dan Ustadz Adnan. Kebersamaan selalu terlihat meskipun tertutup oleh gerbang pintu kantor yang selalu terkunci kuat dari dalam.

Demikianlah keberadaan dan kebersamaan Muslim Indonesia di Roma. Semoga selalu kuat mempertahankan persaudaraan dan dapat membanggakan Indonesia di mata dunia umumnya dan di Eropa khususnya.

*) H Khumaini Rosadi, anggota Tim Inti Dakwah Internasional dan Media (TIDIM) LDNU yang ditugaskan ke Roma, Italia.. Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Ubudiyah, Lomba, Kyai At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar