Nu Dan Pesantren Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia

Posting Komentar
Kudus, Sejarah perjuangan Nahdlatul Ulama dengan pesantren tidak bisa dipisahkan karena memiliki kesamaan. Disamping didirikan dan dipimpin kiai, keduanya memiliki visi sama dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI.

Demikian disampaikan Ketua MWCNU Kecamatan Gebog KH Ibrohim Kholili dalam acara Khatmil Qur’an ke-10 Pesantren Tahfidzul Qur’an Rohmatillah Desa Jurang, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Ahad malam (9/6).

KH Ibrohim mengatakan, pesantren merupakan lembaga pendidikan pertama kali yang berhasil mencetak dan membekali santri dengan bekal iman dan ilmu yang kuat. Sementara Nahdlatul Ulama juga membangun kader-kader yang mampu mempertahankan Islam Ahlussunnah wal-Jamaah.

Nu Dan Pesantren Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia

“Dalam sejarahnya, para kiai NU yang juga kiai pesantren mampu menjadi pelopor meraih kemerdekaan dari penjajah. Hal inilah yang menjadikan keduanya tidak bisa terpisahkan,” ujarnya di hadapan santri dan wali santri.

Namun sekarang ini, lanjut KH Ibrohim, masyarakat mengalami pergeseran pemikiran terhadap pesantren. Masyarakat kurang memperhatikan pesantren sehingga tidak sedikit yang mendaftarkan anaknya kepada lembaga pendidikan yang didirikan kiai NU ini.

Nu Dan Pesantren Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia
Nu Dan Pesantren Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia
“Zaman dulu orang memilki kebanggaan menyantrikan anaknya di pesantren, tetapi sekarang sudah tidak peduli lagi. Akibatnya, pesantren semakin lama akan kehilangan ruhnya,” katanya prihatin.

Melihat kondisi demikian, ia mengajak warga NUuntuk mendaftarkan anak-anaknya menjadi santri pesantren atau madrasah NU, “Mari putra-putri kita giring ke pesantren. Jangan kuatir tidak bisa makan karena santri itu mendapat belas kasihan dari Allah termasuk pemberian rizki,” KH Ibrohim meyakinkan.

Peringatan Khatmil Qur’an ke-10 ini dikemas pengajian umum bersama KH Masduqi Abdurrahman (Jombang) dan KH Syarofuddin (Rembang). Keduanya menyatakan hafidz dan hafidzah yang hafal Al-Qur’an akan selalu mendapat kemuliaan dan kemurahan dari Allah.

Pada kesempatan itu, 24 santri-santriwati yang sudah khatam tahfidzul Qur’an bil ghoib dibaiat dan  menerima syahadah dari pengasuh Pesantren Rohmatillah KH Abdul Manan Alhafidz.


Redaktur      : Abdullah Alawi
Kontributor  : Qomarul Adib


Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/45074/nu-dan-pesantren-perjuangkan-kemerdekaan-indonesia

Related Posts

Posting Komentar