PCNU Cilacap Bahas Peningkatan Peran Syuriyah NU

Posting Komentar
Cilacap, At Tijani Indonesia. PCNU Cilacap Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan halaqah “Peningkatan Peran Syuriyah NU” gelombang I untuk wilayah Cilacap Timur meliputi tujuh kecamatan atau Majelis Wakil Cabang NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda Kroya.

PCNU Cilacap Bahas Peningkatan Peran Syuriyah NU (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Cilacap Bahas Peningkatan Peran Syuriyah NU (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Cilacap Bahas Peningkatan Peran Syuriyah NU

Sedangkan untuk gelombang II (8 MWC wilayah Cilacap Tengah) dan gelombang III (9 MWC wilayah Cilacap Barat) akan dilakasanakan pada Bulan Desember ini.

Pada kuliah pembuka halaqah gelombang I ini berlangsung 29-30 Nopember 2014 itu Rois Syuriyah PCNU Cilacap KH Su’ada, mengawalinya dengan mengutip pangendikan KH. A. Wahab Chasbullah.

At Tijani Indonesia

Menurut dia, banyak pemimpin NU di daerah-daerah dan juga di pusat yang tidak yakin akan kekuatan NU, mereka lebih meyakini kekuatan golongan lain. Orang-orang ini terpengaruh oleh bisikan orang yang menghembuskan propaganda agar tidak yakin akan kekuatan yang dimilikinya.

At Tijani Indonesia

Kekuatan NU, masih mengutip Kiai Wahab, itu ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam, tetapi hanya gelugu alias pohon kelapa sebagai meriam tiruan.

Pemimpin NU yang tolol itu, sambung dia, tidak akan sadar siasat lawan dalam menjatuhkan NU melalui cara membuat pemimpin NU ragu-ragu akan kekuatan sendiri.  

Kiai Su’ada menjelaskan bahwa secara tegas Mbah Wahab menunjukkan kepada kita adanya kekuatan dan potensi besar yang dimiliki NU. Sekumpulan potensi dan kekuatan yang apabila semua itu dikelola dan digerakkan sebaik-baiknya akan mengantarkan NU mencapai apa yang menjadi tujuan dan cita-cita organisasi.

Rais Syuriyah juga mengatakan bahwa semestinya potensi dan kekuatan itu dapat dikelola secara serius sehingga apa yang menjadi tujuan dan cita-cita NU bisa tercapai. Dan untuk mengelola itu semua dibutuhkan sebuah kerangka yang harus dipahami, disepakati dan dikawal secara bersama-sama oleh semua elemen di Nahdlatul Ulama.

Penting sekali, kata dia, menyertakan kata “bersama-sama” dalam hal ini demi tercapainya tujuan dan cita-cita NU. Semua elemen NU juga harus mengedepankan kepentingan NU dan masyarakat secara umum ketimbang kepentingan kelompok-kelompok kecil, terlebih kepentingan pribadi.

Masih kata Rais Syuriyah, pernyataan Mbah Wahab itu juga menegaskan bahwa NU butuh kepemimpinan yang memiliki kriteria yang memadai untuk mengelola organisasi. Artinya selain kekuatan dan potensi itu kata kunci berikutnya adalah pemimpin. Syuriyah sebagai sebuah institusi membutuhkan figur-figur yang mampu mengelola potensi-potensi NU.

Idealnya, figur-figur syuriyah adalah sosok yang di samping memiliki pengetahuan agama yang memadai dia juga orang yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang ke-NU-an dan ke-Indonesia-an, mempunyai sikap dan kepribadian yang baik, serta memiliki keterampilan tambahan berupa kemampuan memimpin, mampu mengayomi dan membimbing, mampu menggerakkan masyarakat, mampu mengidentifikasi masalah, mampu mengambil keputusan yang tepat, dan mampu menyelesaikan konflik.

Secara umum halaqah ini terbagi dalam tiga materi utama yaitu: orientasi organisasi, khidmah jama’ah atau pelayanan warga dan taqwiyah jam’iyah atau penguatan organisasi. Meski tetap menggunakan pola ceramah tetapi secara keseluruhan pola kegiatan lebih banyak dilaksanakan dengan model diskusi, penugasan personal maupun kelompok dan presentasi.

Hadir dalam kegiatan itu Dr. KH Fadlolan Musyaffa’, Katib PWNU Jawa Tengah, yang diminta mengisi materi orientasi dengan cakupan materi khittah nahdliyah, fikrah nahdliyah, mabadi khaira ummah dan kulliyatul khams. Yang patut membuat panitia lebih bersyukur adalah beliau menyatakan berkenan hadir pada dua kegiatan berikutnya.

Dari kegiatan ini diharapkan akan lahir atau teridentifikasi kader-kader syuriyah yang memiliki kriteria cukup di masing-masing MWC maupun ranting. Selain itu dengan pola mengelompokkan peserta sesuai MWC pada sesi Rencana Tindak Lanjut diharapkan masing-masing institusi Syuriyah MWC memiliki program yang akan meningkatkan peran syuriyah di masing-masing MWC. (Abdal Malik/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Tegal, IMNU, Quote At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar