Untuk membiasakan kembali kegiatan tersebut, LBM2P Gedongan menggelar bahtsul masail. Kegiatan tersebut dikemas dalam rangka menyambut peringatan haul KH Muhammad Said dan sesepuh Pondok Pesantren Gedongan di Masjid Agung Baitussuada pada Kamis (9/5).
Ayo, Bangkitkan Bahtsul Masail di Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online) |
Ayo, Bangkitkan Bahtsul Masail di Pesantren
Menurut Nanang, bahtsul masail harus dijadikan sebagai tradisi penting di dunia pesantren, selama ini kebiasaan itu hanya diisi kiai-kiai senior. Para santri sepertinya memiliki pelbagai alasan untuk turut meramaikan forum ini, “Maka penting bagi kami untuk kembali menggugah kesemangatan santri untuk mempertahankan tradisi bahtsul masail seperti ini,” jelas Nanang.At Tijani Indonesia
Nanang menambahkan, selain untuk mempertahankan tradisi kepesantrenan, forum bahtsul masail juga bisa dijadikan sebuah media untuk mempererat tali silaturahim antar-pesantren-pesantren di Cirebon.Pada bahtsul masail tahun ini, kata Nanang, panitia mengundang sekitar 21 pesantren yang tersebar di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Sedangkan poin-poin pembahasan, disajikan berdasarkan ajuan dari komplek-komplek pesantren di Gedongan.
At Tijani Indonesia
Bahtsul Masail yang dihadiri seratusan pengunjung dari berbagai pondok pesantren di wilayah Cirebon dan sekitarnya ini mengangkat beberapa isu mearik. Pembahasan yang paling mendapatkan perhatian saat forum menyajikan masalah hukum penjualan organ tubuh manusia dan hukum khitan bagi perempuan.Redaktur : Abdullah Alawi
Kontributor : Sobih Adnan
Dari Nu Online: nu.or.id
At Tijani Indonesia Tokoh At Tijani Indonesia
Posting Komentar
Posting Komentar