Mbah Bolong Jelaskan Dakwah yang Baik dan Benar

Posting Komentar
Jombang, At Tijani Indonesia?

KH Nur Hadi atau kiai biasa dipanggil Mbah Bolong menjelaskan terkait pola dakwah yang baik dan benar. Dalam berdakwah menurutnya, dai (pendakwah) harus bisa menyesuaikan aspek-aspek sosial masyarakat sebagai penerima (objek) dakwah, termasuk kultur atau budaya yang ada di masyarakat.

Hal ini disampaikan dia saat mengisi materi pada kegiatan Pesantren Ramadhan Bahagia 1438 oleh Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kabupaten Jombang di Islamic Center Masjid Baitul Muminin Jombang, Ahad (18/6).

Mbah Bolong Jelaskan Dakwah yang Baik dan Benar (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Bolong Jelaskan Dakwah yang Baik dan Benar (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Bolong Jelaskan Dakwah yang Baik dan Benar

"Cara berdakwah denga baik yaitu pertama memahami sosiologi seseorang yang akan didakwahi, kedua tidak boleh mengejek/menyalahkan orang yang didakwahi dan melihat situasi dan kondisi orang yang di dakwahi," katanya.

Pola berdakwah di atas, tambah kiai asal Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Jombang ini selaras dengan cara dakwah yang diterapkan Nabi Muhammad SAW padai masa hidupnya. "Konsep dakwah Rasulullah yaitu dengan memahami sosiologi masyarakat itu. Kemudian tiga modal dalam berdakwah yang perlu diperhatikan yaitu niat, kemauan dan keinginan," imbuhnya.

Disamping itu, ia menambahkan, prinsip dalam berdakwah tidak harus memaksa penerima dakwahnya, tugas uatama dai tidak lain adalah menyampaikan materi dakwahnya dan berusaha menuntun masyarakat pada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT, tanpa harus memaksa mereka. Persoalan masyarakat menerima atau tidak menerima dakwah yang disampaikan dai, hendaknya dikembalikan pada Allah SWT.

"Untuk rekan dan rekanita IPNU-IPPNU jikalau ada temanmu yang diajak kemudian mau, kamu jangan bangga. Jangan bilang "ini terjadi karena saya". Karena semua itu atas kehendak Allah," jelasnya.

At Tijani Indonesia

Lebih jauh dia menegaskan, selain pola dakwah di atas penting terus dilakukan, seorang dai juga harus memiliki sifat berani, yakni berani mengungkap hal-hal yang memang benar sesuai ajaran syariat Islam, juga mengungkap hal yang memang bathil menurut syari.

"Tetap kobarkan semangat dalam dakwah. Karena Rasulullah sebelum diangkat menjadi Rasul, tidak mempunyai musuh. Tetapi setelah menjadi Rasul, banyak kaum yang tidak sependapat dengan beliau, seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan kaum Kafir Quraisy," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

At Tijani Indonesia

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia AlaNu, Nasional, Olahraga At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar