Pesantren Solusi Tepat Jauhkan Paham Radikal

Posting Komentar
Purworejo, At Tijani Indonesia. Sebagai sebuah lembaga pendidikan tertua di Nusantara, Pondok Pesantren merupakan tempat yang tepat untuk mendidik generasi muda bangsa agar jauh dari ideologi radikal yang marak dewasa ini.?

Pesantren Solusi Tepat Jauhkan Paham Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Solusi Tepat Jauhkan Paham Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Solusi Tepat Jauhkan Paham Radikal

Demikian disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo KH. Achmad Chalwani dalam Khataman Akhirussanah dan Haul Muassis (Pendiri) pesantren tersebut, Jumat (12/5) malam.

"Kalau putra-putri kita tidak dimasukkan pesantren, akan sangat rentan karena sekarang banyak ancaman paham radikal," ungkapnya di depan ribuan hadirin yang memadati Halaman Gedung Pendidikan pesantren setempat.

Wakil Syuriyah PWNU Jawa Tengah tersebut juga mengungkapkan pendapat tokoh-tokoh nasional tentang sistem pendidikan pesantren. Diantaranya, mengutip Douwes Dekker yang mengatakan bahwa kalau tidak ada kiai dan pesantren, patriotisme Indonesia sudah hancur berantakan.

At Tijani Indonesia

"Ini yang bicara orang yang tak mengenyam pendidikan pesantren. Kalau saya yang bicara atau para kiai pimpinan pesantren, tentu dituduh hanya promosi pesantren," tegasnya.

Tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara atau Suwardi Suryaningrat, lanjut Kiai Chalwani, juga mengomentari pesantren. "Pendidikann yang paling berhasil adalah pendidikan dengan sistem pesantren, karena di pesantren semua lingkungannya mendukung," katanya, menirukan Bapak Pendidikan Nasional.

Terakhir, Kiai Chalwani mengutip pendapat Dr Sudjatmoko tokoh pendidikan Internasional, yang juga mantan rektor Untiversitas Perserikatan Bangsa-Bangsa, Tokyo, Jepang.?

At Tijani Indonesia

"Pada zaman akhir ini, pendidikan yang paling baik adalah pondok pesantren, dengan catatan memakai manajemen modern," ungkap Mursyid Thoriqah Qadiriyyah/Naqsyabandiyyah Berjan Purworejo, mengutip pendapat Dr Soedjatmoko.

Di hadapan ribuan santri, alumni, wali santri dan ikhwan thariqah, Kiai Chalwani meminta restu doa hadirin agar para santri menjadi manusia yang berilmu dan bermanfaat ditengah-tengah masyarakat.?

Perkembangan dan pertumbuhan pesantren An-Nawawi, aku Kiai Chalwani, yang ketika ditinggal wafat ayahandaya memiliki 300 santri dan kini telah mencapai 2000 lebih, tak lepas dari doa masyarakat dan para ulama, diantaranya berkah doa KH. Mahrus Ali (alm) Lirboyo, yang diamini KH Abdul Haq Watucongol, KH. Asnawi Jamsaren, KH. Imron Hamzah, Kiai Maksum Punduh, KH. Abdul Hamid Kajoran, KH. Sulaiman Sindurjan, dll ketika dulu hadir di pernikahan Kiai Chalwani.

Acara rutin tahunan ini berjalan mulai dari pukul 07.00 sampai pukul 24.00 WIB, yang diawali dengan khataman santri dan dilanjutkan seremonial yang berisi sambutan-sambutan. Adapun pengajian umum beserta doa disampaikan oleh KH. Abdullah Kafabihi Mahrus, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Diantara ribuan jamaah, tampak hadir dalam acara tersebut para ulama dari berbagai daerah, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah. (Ahmad Naufa/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Warta At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar