Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, tidak ada ulama besar di dunia ini yang berani menyatakan hubbul wathan minal iman. Namun, Hadratussyekh KH Hasyim Asyari berani mengungkapkannya.
Hadratussyekh KH Hasyim Asyari Satukan Islam dan Nasionalisme (Sumber Gambar : Nu Online) |
Hadratussyekh KH Hasyim Asyari Satukan Islam dan Nasionalisme
“Nasionalisme KH Hasyim Asyari berbeda dengan nasionalisme Eropa maupun nasionalisme sekuler Arab," tegas Kiai Said saat berpidato pada acara pelantikan Pengurus Wilayah NU DIY di Gedung Multipurpose UIN Sunan Kalijaga, Kamis malam (26/1).At Tijani Indonesia
.Menurut Kiai Said, lahirnya ungkapan hubbul wathan minal iman, tidak lepas dari konsep Islam Nusantara yang telah berhasil mengawinkan antara nasionalisme dan Islam. Indonesia berbeda dengan di beberapa negara Timur Tengah yang mempunyai kesulitan dalam menyatukan keduanya.
"Makanya kiai-kiai mendirikan pesantren yang terkenal nama desanya, bukan nama pesantrennya; Lirboyo, Lasem, Rembang, Krapyak, Buntet, Cipasung, Kempek," tambah Kang Said.
At Tijani Indonesia
Menyatunya nasionalisme dan Islam di Indonesia, lanjut Kang Said, bisa dilihat dari bangunan masjid, kantor pemerintah dan alun-alun yang saling berdekatan. Masjid menjadi simbol ulama, kantor pemerintah sebagai umaro dan alun-alun simbol rakyat. Ketiga komponen tersebut, mesti bersatu dalam membangun dan menjaga PBNU (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945).Kiai Said juga memberikan ucapan selamat kepada KH Masud Masduqi dan Prof. Nizar Ali yang dipercaya menjadi Rais dan Ketua PWNU DIY. Ia berharap PWNU DIY tetap istiqomah dalam mengawal dan menjaga NKRI dan paham Ahlussunah wal-Jamah di Nusantara. (Icin/Abdullah Alawi)
Dari Nu Online: nu.or.id
At Tijani Indonesia RMI NU At Tijani Indonesia
Posting Komentar
Posting Komentar