Akbar beralasan, jatuhnya Gus Dur dari kursi keperesidenan adalah peristiwa politik yang artinya, peristiwa tersebut tidak berdiri sendiri. Namun saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Sehingga, kata Akbar, tidak bisa saling menyalahkan.
“Namun saya minta agar peristiwa itu tidak perlu diingat lagi. Karena jasa Gus Dur terhadap bangsa ini sangat besar. Beliau mampu menyatukan keberagaman. Maka sangat tepat jika Gus Dur disebut bapak pluralisme,” kata Akbar usai melakukan tabur bunga di Pusara mantan presiden ke-4 itu, Sabtu (9/1) seperti dilansir beritajatim.com.
Ziarah Gus Dur, Akbar Tanjung Merasa Tak Bersalah Soal Pelengseran
Akbar menambahkan, banyak kenangan yang terbangun antara dirinya dengan Gus Dur. Maklum saat itu ia menjabat sebagai Ketua DPR dan Abdurrahman Wahid sebagai presiden. Satu yang masih ia ingat adalah, naiknya Gus Dur ke kursi presiden tidak lepas dari dukungan partainya.
“Yang pasti Gus Dur adalah guru bangsa, beliau sangat banyak kontribusinya terhadap Negara Indonesia. Maka sangat wajar jika diangkat menjadi pahlawan,” pungkasnya.
Dalam ziarahnya ini, Akbar Tanjung didampingi Ridwan Hisjam, calon wali kota Surabaya Yusuf Husni dan calon Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa.
Kedatangan rombongan Akbar Tanjung disambut istri pengasuh Ponpes Tebu Ireng, Hj Farida Solahudin Wahid. Mereka lalu terlibat perbicangan hangat, mengenai detik-detik terakhir wafatnya Gus Dur.
Setibanya di makam Gus Dur, mereka membacakan doa untuk arwah mantan Presiden RI keempat itu. Selanjutnya, Akbar Tanjung menaburkan bunga di atas pusara Gus Dur. (mad)
Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/21020/ziarah-gus-dur-akbar-tanjung-merasa-tak-bersalah-soal-pelengseran
Posting Komentar
Posting Komentar