Alasan Bela Ulama Tidak Boleh Digunakan Merusak Pihak Lain

Posting Komentar
Jakarta, At Tijani Indonesia?

Alasan membela ulama, membela agama, dan membela Allah tidak boleh digunakan untuk merusak pihak lain. Hal tersebut diungkapkan oleh Rais Syuriah PBNU Kiai Ahamd Ishomudin pada “Silaturahim Ustadzah Majelis Taklim An Nisaa NU se-DKI Jakarta” di Gedung Langen Palikrama Pegadaian, Jakarta Pusat, Kamis (13/4) sore.

Alasan Bela Ulama Tidak Boleh Digunakan Merusak Pihak Lain (Sumber Gambar : Nu Online)
Alasan Bela Ulama Tidak Boleh Digunakan Merusak Pihak Lain (Sumber Gambar : Nu Online)

Alasan Bela Ulama Tidak Boleh Digunakan Merusak Pihak Lain

“Orang teriak Allahu akbar lalu lemparkan batu. Apa jadinya Islam kalau modelnya begitu,” kata kiai yang disapa Gus Ishom pada kegiatan yang dihadiri sedikitnya 250 ustadzah.

Ia menegaskan semestinya seorang ustad/ustadzah mengajarkan kepada umat dengan pandangan kasih sayang, bukan dengan kebencian. Kasih sayang dan juga kelembutan telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Gus Ishom juga mengingatkan hadirin agar setiap akan menulis di akun media sosial dipikirkan apakah tulisan tersebut akan menyinggung pihak lain atau tidak, walaupun pihak lain tersebut adalah non-muslim.

At Tijani Indonesia

“Non-muslim adalah saudara yang harus dihormati hak-haknya. Sehingga walaupun berbeda keyakinan, mereka memiliki hak seperti kita. Jangan menganggap non-muslim sebagai musuh,” kata Gus Ishom.

Ketua Panitia Ita Rahmawati mengungkapkan, silaturahim bertema “Satukan Langkah Membangun Negeri, Menjaga NKRI” diadakan untuk memberi pemahaman kepada para ustadzah agar menyampaikan informasi yang benar saat melakukan dakwah kepada jamaah, termasuk kaitannya dengan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang akan dihelat tidak lama lagi.

“Para ustadzah harus membantu menciptakan suasana yang kondusif, jangan saling menjelekkan. Mayoritas masyarakat Jakarta adalah kaum muslim, kalau sesama umat muslim ada perpecahan tentu akan merugikan umat muslim sendiri,” kata Ita.

Ia juga mengatakan dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua nanti, masyarakat harus memilih sesuai dengan hati nurani.

At Tijani Indonesia

“Pilihlah calon gubernur dan wakil gubernur sesuai hati nurani. Tidak usah takut dengan anggapan bahwa memilih gubernur non muslim akan masuk neraka. Karena urusan masuk syurga atau neraka adalah urusan manusia dengan Allah SWT,” pungkasnya. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia AlaSantri At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar