Kenakalannya pun bertaraf, dari hanya sekadar ghasab (meminjam tanpa izin) sandal teman, membolos saat jam ngaji, sampai melakukan kenakalan lain yang dapat mengakibatkan si santri dapat sanksi berupa kepala plontos atau bahkan dikeluarkan.
Tak terkecuali dengan Kiai Umar (Allah yarham), salah seorang kiai terkemuka di Solo, Jawa Tengah. Ia memiliki beberapa “santri nakal”. Untuk memantau perkembangan kenakalannya, maka sang kiai menugaskan seorang pengurus pondok untuk mencatat catatan kenakalannya.
Semakin lama, catatan yang dikumpulkan pengurus sudah lumayan banyak. Bahkan terkadang, saat memergoki langsung kenakalan santri, ia ingin bertindak langsung. Namun, untungnya ia masih ingat dawuh sang kiai untuk mencatatnya secara diam-diam.
Kiat Kiai Umar Hadapi Santri Nakal (Sumber Gambar : Nu Online) |
Kiat Kiai Umar Hadapi Santri Nakal
Hingga, suatu hari Kiai Umar memanggil pengurus tersebut. Dalam hati, betapa girangnya sang pengurus membayangkan hasil pekerjaannya selama ini, bakal menjadi dasar pertimbangan Kiai Umar untuk menghukum para santri nakal.Namun, beberapa hari setelah penyerahan “daftar hitam” tersebut, para santri nakal tak kunjung jua dipanggil atau bahkan dihukum. Karena penasaran, pada sebuah kesempatan, ia kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada sang kiai.
At Tijani Indonesia
“Pangapunten Mbah Kiai, para santri yang kemarin sudah dicatat kenapa tidak diberi hukuman?” tanya dia dengan sedikit terbata-bata dan suara yang lirih.“Sudah aku tindaklanjuti kok,” jawab kiai, singkat.
Santri hanya diam. Masih bingung dengan jawaban sang kiai.
At Tijani Indonesia
“Daftar itu bukan untuk menghukum mereka. Justru, para santri nakal itu, tiap malam aku doakan mereka, agar hilang kenakalannya dan mereka dapat menjadi orang yang bermanfaat untuk lingkungannya,” lanjut Kiai Umar. (Ajie Najmuddin)?
Dikembangkan dari ceramah KH Mustofa Bisri pada saat mengisi ceramah di acara haul Kiai Umar, Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta, beberapa tahun lalu.
Dari Nu Online: nu.or.id
At Tijani Indonesia Lomba At Tijani Indonesia
Posting Komentar
Posting Komentar