Banyaknya pembelokan sejarah yang merugikan umat Islam khususnya dunia pesantren dan NU menuai keprihatinan aktivis mahasiswa. Menyikapi hal tersebut, Pimpinan Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Purworejo menggelar Sekolah Sejarah di Pondok Pesantren Daaruttauhid III Megulung Kidul Kecamatan Pituruh, Purworejo, Jawa Tengah, 31 Januari hingga 2 Februari 2016.
Ketua panitia, Ahmad Mukti Ali mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh 96 mahasiswa kader PMII dari berbagai daerah di Indonesia. Hadir menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut adalah sejarawan NU Kiai Ng Agus Sunyoto.
Kader PMII dari 20 Cabang Ikuti Sekolah Sejarah di Purworejo (Sumber Gambar : Nu Online) |
Kader PMII dari 20 Cabang Ikuti Sekolah Sejarah di Purworejo
Selain ketua Lesbumi NU itu, sejumlah tokoh yang juga menjadi pemateri antara lain KH Acmad Chalwani Nawawi, M Mustafid, Nur Sayyid Santoso Kristeva, Naeni Amanullah, serta alumni PMII dari berbagai wilayah di Indonesia.At Tijani Indonesia
"Selama tiga hari seluruh peserta diberikan materi tentang sejarah peran santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, sejarah ideologi PKI, hegemoni Kristen Barat, cengkraman kapitalisme global di Indonesia, sejarah Nusantara, sejarah kemaritiman Indonesia, serta geneologi Aswaja," terang Mukti Ali, Senin (1/2).Menurutnya, sekolah sejarah dengan tajuk “Menggendong Masa Lalu untuk Meminang Masa Depan” itu dilaksanakan sebagai bagian dari ikhtiar membangun pengetahuan tentang sejarah di kalangan aktivis mahasiswa. Kegiatan tersebut diikuti oleh 20 cabang PMII di Indonesia.
At Tijani Indonesia
"Peserta pada kegiatan tersebut tidak hanya dari lokal Purworejo saja. Namun banyak juga peserta dari luar daerah seperti Lombok, Surabaya, Indramayu serta kabupaten-kabupaten di Jawa Tengah," katanya.Lebih lanjut dikatakannya, selain berbagai materi yang disampaikan oleh narasumber, di akhir kegiatan juga digelar istighotsah dalam rangka memperingati Hari Lahir Nahdlatul Ulama yang ke-90. "Mayoritas kader PMII juga kader NU. Istighotsah dalam rangka Harlah NU itu dilaksanakan dengan harapan agar NU ke depan semakin berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, agar para kader juga mampu meneruskan para pendahulunya," katanya.
Sementara itu, ketua Majlis Pembina Cabang (Mabincab) PC PMII Purworejo, KH Achmad Chalwani mengapresiasi inisiatif para kader untuk menyelenggarakan sekolah sejarah. Menurutnya, sekolah sejarah ini sangatlah penting sebagai modal untuk membangun peradaban di masa mendatang.
"Banyak aktor pergerakan nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari kalangan pesantren seperti Bung Hatta, Pangeran Diponegoro, RA Kartini serta masih banyak lagi. Namun hal itu tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah. Maka dengan kegiatan ini diharapkan dapat meluruskan sejarah tersebut," katanya. (Lukman Hakim/Mahbib)
Dari Nu Online: nu.or.id
At Tijani Indonesia Doa At Tijani Indonesia
Posting Komentar
Posting Komentar