Khataman Al-Quran 40 Hari 40 Malam Digelar di Makam Mbah Sahal

Posting Komentar
Pati, At Tijani Indonesia. Sekitar 55 penghafal Al-Quran akan membaca ayat-ayat bi al-ghaib (dihafal) untuk Almaghfurlah KH MA Sahal Sahal Mahfudh. Kegiatan ini digelar di makam Rais Aam PBNU tiga periode tersebut yang wafat Jumat pekan lalu (24/1). Rencananya, semaan ini berlangsung selama 40 hari 24 jam nonstop.

Khataman Al-Quran 40 Hari 40 Malam Digelar di Makam Mbah Sahal (Sumber Gambar : Nu Online)
Khataman Al-Quran 40 Hari 40 Malam Digelar di Makam Mbah Sahal (Sumber Gambar : Nu Online)

Khataman Al-Quran 40 Hari 40 Malam Digelar di Makam Mbah Sahal

Di Pesantren Maslakul Huda (PMH), Kajen, ada tiga PMH: yaitu PMH Pusat, PMH Putri? yang dikelola KH A Nafi’ Abdillah, dan PMH Putra yang dikelola KH MA Sahal Mahfudh.

Di PMH Putra terdapat seorang santri yang hafal AL-Quran 30 juz bernama Ahmad Mutamakkin. Menurut dia, inisiatif awal kegiatan ini dari Gus Rozaq, putra menantu KH A Nafi’ Abdillah, Pengasuh PMH Putri.

At Tijani Indonesia

Setelah berkomunikasi intensif dengan Gus Rozaq, alumnus Matholi’ul Falah 2004 ini lalu mengkomunikasikan ide takhtiman dengan para anggota Jami’yyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) cabang Pati.

At Tijani Indonesia

Atas perintah dari guru Qurannya itu, Mutamakkin bersama para huffadz lalu memberanikan diri menggelar semaan selama 40 hari 40 malam nonstop. “Tiap harinya dari jam 6 pagi sampai jam 6 malam semaan oleh para anggota JQH, sementara dari jam 6 malam hingga jam 6 pagi giliran para santri,” ujarnya saat dihubungi At Tijani Indonesia melalui telepon seluler.

Takhtiman yang digelar seperti di makam Mbah Sahal ini, lanjut Mutamakkin, sebelumnya pernah dilaksanakan atas wafatnya KH Abdullah Salam dan Nyai Hj Aisyah. Menurut dia, kegiatan ini dilaksanakan lantaran para huffadz tersebut ingin ngalap berkah kepada sesepuh yang juga hafal Quran 30 juz tersebut.

Ahmad Mutamakkin bin Abdullah Afif adalah santri ndalem Mbah Sahal yang berasal dari Desa Karas, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang. Ia terhitung masih kerabat Rais Aam dari garis bapak. Kakeknya, KH Zubaidi, adalah adik kandung Nyai Badi’ah, ibunda Kiai Sahal.

“Saya berkhidmah di ndalem beliau sejak masuk Kajen pada 1997 silam hingga saya lulus pada 2004. Tiga tahun kemudian, saya dipanggil Mbah Sahal untuk di ndalem lagi,” pungkasnya. (Ali Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Hadits, Kajian, Nahdlatul At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar