Bagaimana Pengrajin Tas Kulit Hadapi MEA?

Posting Komentar
Sidoarjo, At Tijani Indonesia. Pusat industri pengrajin tas kulit di kawasan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur telah dikenal hampir seluruh Indonesia. Para pengrajin tas di wilyah itu mengaku siap bersaing melalui pasar lokal hingga internasional. Produknya kerap diobaral hingga 50 persen.

Bagaimana Pengrajin Tas Kulit Hadapi MEA? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagaimana Pengrajin Tas Kulit Hadapi MEA? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagaimana Pengrajin Tas Kulit Hadapi MEA?

Salah seorang pengrajin tas di wilayah itu adalah M Roni Yudianto (32). Pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sidoarjo tersebut mengaku punya trik tersendiri menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Untuk menghadapi MEA ini sebenarnya tidak sulit. Kuncinya adalah kita mau menghadapi. Tidak hanya dipikirkan atau diangan-angan saja, tetapi ada kegiatan maupun pergerakan secara riil untuk mengimbangi inflasi dari negara-negara tetangga. Misalnya pada tahun 2016 ini, mall di seluruh Indonesia sudah mulai masuk produk dari negara tetangga, khususnya di Asia Tenggara," kata Roni asal Dusun Wates, Desa Kedensari RT 2 RW 1, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur itu, Selasa (2/2).

At Tijani Indonesia

Di lokasi industri tas Tanggulangin, pengusaha muda NU ini mengembangkan kerajinan berbahan kulit sebanyak dua buah toko dengan 40 orang karyawan. Dari 40 karyawan itu, diberi kebebasan untuk mengerjakan kerajinan tas kulit, misalnya dikerjakan di rumah. Namun, hanya sejumlah karyawan yang memproduksi di lokasi sentra industri miliknya.

Dalam kesehariannya, Roni mendatangi tempat penjualan dan pembuatan tas kulit hasil produksinya. Meski dengan kondisi sepi pembeli dan daya beli masyarakat menurun akibat melemahnya Rupiah, namun karyawan dan pengrajin kulit tetap membuat dan memproduksi tas-tas kulit untuk dipasarkan.

At Tijani Indonesia

Selain menurunya daya beli masyarakat, pengrajin tas juga dipusingkan dengan naiknya bahan baku seperti kulit dan aksesoris tas yang di import langsung dari luar negeri. "Pada tahun 2016 ini, program kami ke depan adalah membuka stand dan kios di mall-mall untuk mengimbangi perkembangan MEA itu sendiri," ujarnya.

Roni menceritakan pengalamannya sejak bergabung atau ikut organisasi Ansor. Ia mengaku telah banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu pengetahuan maupun ilmu agama. "Alhamdulillah, di Ansor sendiri saya mempunyai banyak sahabat. Saya pun juga bisa berbagi wawasan baik itu seputar usaha kerajinan tas, atau pun membahas tentang organisasi," tutupnya. (Moh Kholidun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia AlaSantri At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar