Fatayat NU Banten Ajak Toleransi dari Rumah

Posting Komentar
Lebak, At Tijani Indonesia. Pengurus Wilayah Fatayat NU Banten mengajak untuk menciptakan toleransi dari rumah sendiri, lingkungan terdekat, kemudian dalam kehidupan berbangsa negara. Dengan demikian, perdamaian dunia dapat terwujud.

Fatayat NU Banten Ajak Toleransi dari Rumah (Sumber Gambar : Nu Online)
Fatayat NU Banten Ajak Toleransi dari Rumah (Sumber Gambar : Nu Online)

Fatayat NU Banten Ajak Toleransi dari Rumah

Ajakan tersebut disampaikan Hj. Miftahul Janah MSi, Ketua PW Fatayat NU Banten dalam “Dialog Perdamaian di Pondok Pesantren Qathratul Falah” pimpinan KH Ahmad Syatibi Hambali di Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, Ahad (16/11).

Melalui siaran pers yang dikirim Kamis (21/20) Mifta, sapaan akrabnya, sangat prihatin mendengar dan menyaksikan kekerasan akibat konflik, baik dalam negeri, maupun luar negeri.

At Tijani Indonesia

Menurut dia, konflik berujung kekerasan juga sering terjadi lembaga pendidikan. Misalnya bentrok antara kelas atas dan kelas bawah. Penyebabnya bisa kenakalan individu, sifat egois, dan tidak peduli dengan keragaman pendapat.

Dialog di pesantren tersebut, kata dia, digagas untuk meningkatkan kesadaran para siswa akan perbedaan dan menghadapi konflik secara konstruktif dengan tanpa kekerasan.

At Tijani Indonesia

Mifta menyampaikan bersikap toleransi merupakan bagian dari pengimplementasian misi manusia dilahirkan di bumi yang memiliki misi utama untuk beribadah yang tertera dalam Al-Quran. Ia menunjuk QS az-Zariyat ayat 56.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku,” kutipnya.

Sementara misi fungsional diciptakannya manusia, kata dia, yaitu sebagai khalifah yang tertera pada surat al-Baqarah ayat 30), “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.”

Begitupun dengan kehidupan di Pondok Pesantren, yang di dalamnya terdapat beraneka ragam karakter, sifat, dan juga budaya. Sehingga kerap menjadi faktor terjadinya perselisihan atau konflik antar kelompok atau individu.

Ajak santriwati besarkan Fatayat NU

Pada kesempatan itu juga, Mifta mengajak kepada para santri dan guru-guru putri di pondok-pondok pesantren untuk turut serta menghidupkan dan menggerakkan Fatayat NU, khususnya di Banten.

Menurutnya, kebesaran Fatayat NU dan bangsa berada di tangan para pemuda dan pemudi hari ini, “syubanul yaum rijalul ghodi”.? “Jika pemuda-pemudi ini disiapkan sejak dini untuk memimpin dan membesarkan bangsa, maka bangsa ini akan besar dan sejahtera,” tegasnya.

Karenanya, ia menambahkan, mulai hari ini para pemuda dan pemudi, santriwan dan santriwati hendaknya turut serta dalam setiap proses pembangunan dan turut andil menyumbangkan saran, ide dan tenaga bagi kebaikan sesama, khususnya bagi kebaikan Fatayat NU Banten.

Dalam acara tersebut Mifta juga menyerahkan seragam Fatayat NU secara simbolik kepada salah satu guru dari Pondok Pesantren Qathratul Falah ustadzah Dede Saadah dan Santri Pondok Pesantren Al Karim Lebak Banten. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Syariah, Olahraga At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar