Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi mencontohkan berjamaah dalam shalat. Dalam shalat meniscayakan adanya imam, makmum, dan aturan main (syarat dan rukun) yang harus dipenuhi.
NU muncul pada tahun 1926, untuk menidzamkan ajaran Islam Ahlu Sunnah wal-Jamaah (Aswaja). Karena itulah ada pemimpin, ada Nahdliyin, dan ada aturan yang disepakati bersama.
Pentingnya Ber-NU (Nahdlatul Ulama) |
Pentingnya Ber-nu
“Zaman Nabi tidak ada. Organisasi itu barang baru,” katanya di hadapan 200 peserta Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Lembaga Ta’mir Masjid PCNU Kabupaten Tasikmalaya, di aula PCNU, Ahad, (10/2).
Kiai Masdar menjelaskan, meskipun pada zaman Nabi Muhammad tidak ada, sekarang keberadaanya penting. Bukan hanya hasanah (baik), tapi mendekati kewajiban. Sebab jika kita tidak ber-NU, Islam Ahlu Sunnah wal-Jamaah bisa digulung kebatilan.
Ia kemudian menukil sebuah kaidah dalam bahasa Arab yang artinya, “Kebenaran yang tidak terorganisir, akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir.”
Pada pertemuan yang bertema “Wujudkan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat” tersebut, ia berharap mengorganisir Aswaja dimulai dari masjid.
Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama LTMNU Kabupaten/Kota Tasikmalaya yang difasilitasi Pengurus Pusat LTMNU dan PT Sinde Budi Sentosa.
Penulis: Abdullah Alawi
Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/42469/pentingnya-ber-nu
Dengan Nahdlatul Ulama insya allah hidup berkah dunia akhirat.
Posting Komentar
Posting Komentar