Agar Jadi Rujukan Dunia, Referensi Aswaja Harus Berbahasa Asing

Posting Komentar
Surabaya, At Tijani Indonesia

Indonesia sebenarnya memiliki banyak penulis produktif, utamanya mereka yang berhaluan Ahlussunnah wal-Jamaah atau Aswaja. Akan tetapi disayangkan, sangat sedikit buku serta kitab diterjemahkan ke dalam bahasa asing, khususnya Inggris.

Agar Jadi Rujukan Dunia, Referensi Aswaja Harus Berbahasa Asing (Sumber Gambar : Nu Online)
Agar Jadi Rujukan Dunia, Referensi Aswaja Harus Berbahasa Asing (Sumber Gambar : Nu Online)

Agar Jadi Rujukan Dunia, Referensi Aswaja Harus Berbahasa Asing

"Karena itu harus semakin banyak kitab maupun buku serta literatur yang ditulis para kiai dan ulama untuk diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, khususnya Inggris," kata guru besar UIN Sunan Ampel Abdul Haris pada Ahad (25/12).

Pandangan ini disampaikan Ketua PW LP Maarif NU Jatim tersebut pada bedah buku "Khazanah Aswaja" yang merupakan karya PW Aswaja NU Center Jatim.

At Tijani Indonesia

Abdul Haris kemudian mengingatkan bahwa banyak kalangan di dunia yang mengapresiasi gagasan Islam Nusantara khas NU. "Namun sangat disayangkan, sedikit sekali referensi yang bisa dibaca dan digali karena tidak banyak yang berbahasa asing," sergahnya.

At Tijani Indonesia

Termasuk buku “Khazanah Aswaja” yang dikerjakan 8 kiai serta ustadz muda dan berjumlah hampir 500 halaman tersebut. Baginya, buku ini termasuk bacaan yang akan menjadi rujukan para peminat Aswaja ala NU di berbagai penjuru dunia. "Syaratnya ya itu tadi, harus diterjemah ke sejumlah bahasa dunia," terangnya.

Tantangan lain yang disampaikan adalah bagaimana dakwah Aswaja NU dapat mengisi tradisi yang telah berlaku di berbagai belahan dunia. "Tren mengadakan acara ulang tahun misalnya, kan lebih baik juga diisi dengan prosesi ala Aswaja NU," tandasnya. Hal tersebut juga berlaku bagi berbagai kebiasaan baru yang tengah digandrungi masyarakat di berbagai negara, lanjutnya.

Sebagai gambaran, Abdul Haris kemudian membandingkan kelihaian para Walisongo yang mampu memberikan nuansa islami dari tradisi masyarakat Jawa kala itu. "Keterampilan serupa harus juga dikuasai para aktifis Aswaja NU Center saat ini," tantangnya.

?

Di samping Abdul Haris selaku pembanding, pada kegiatan bedah buku ini juga menghadirkan Ustadz Maruf Khozin dan Ust Faris Khoirul Anam serta Ust Ahmad Muntaha AM yang tercatat sebagai tim penulis buku.

Diskusi yang berlangsung di Ruang Kertoraharjo PWNU Jawa Timur tersebut semakin meriah karena sejumlah aktifis Aswaja NU Center dari PCNU se-Jatim memberikan tanggapan, kritik dan masukan. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Tokoh, Meme Islam At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar