Belajar Romantisme dari Gus Dur

Posting Komentar
Kudus, At Tijani Indonesia. Banyak orang menilai, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikenal sebagai sosok yang memiliki intelektualitas luar biasa, meskipun terkadang kontroversial. Namun dibalik itu semua, Presiden RI keempat ini ternyata seorang pribadi yang romantis sejak muda sampai akhir hidupnya.?

Hal itu mengemuka dalam diskusi dan bedah buku "Peci Miring, novel biografi Gus Dur" yang diadakan oleh GP Ansor Gebog, Ahad (18/12) lalu di Aula MA NU Nurussalam, Gebog, Kudus, Jawa Tengah.

Belajar Romantisme dari Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Belajar Romantisme dari Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Belajar Romantisme dari Gus Dur

Hadir sebagai narasumber penulis buku "Peci Miring" Aguk Irawan, Mantan Pengurus PCINU Turki Ahmad Faiz, dan Ketua Lakpesdam PCNU Kudus, H Asyrofi Masyitoh. Mereka membincang Gus Dur dari berbagai aspek yang dimoderatori oleh Jurnalis NU Kudus dan staf Humas Universitas Muria Kudus, Rosidi.

Menjadi pembicara pertama, Aguk memaparkan kenangannya dalam menulis novel biografi miliknya itu. Ia menemukan Gus Dur merupakan pribadi yang romantis. Di balik kehidupan cucu pendiri NU yang serba sibuk itu, sosok Gus Dur selama hidupnya seringkali mengirimkan surat cinta kepada istrinya Sinta Nuriyah Wahid. Bahkan sebelum menikah Gus Dur juga lebih suka mengirim buku dan bunga kepada Ibu Sinta.

At Tijani Indonesia

"Saya bahkan tidak menyangka kiai kita begitu romantis. Cara pendekatannya itu sama sekali tidak terpikirkan oleh kebanyakan pemuda, termasuk saya," papar Aguk.

Selain itu, lanjut Aguk, Gus Dur merupakan pribadi yang sangat bertanggung jawab dan amat memuliakan wanita. Hampir semua pekerjaan rumah, mulai dari masak, bersih-bersih dan mencari nafkah dikerjakan oleh Gus Dur.?

Disamping memang karena salah satu hobi Gus Dur adalah memasak. Ketika ditanya alasan mengapa Gus Dur mau melakukan itu semua ialah karena tugas seorang ibu untuk membesarkan anak itu sudah sangat berat. "Betapa itu juga teladan bagus bagi para laki-laki, suami dan kita semua," paparnya.

Dalam paparannya Aguk juga menyampaikan alasan dan tips dirinya bisa menulis banyak buku novel biografi. Ia mengklaim bahwa kemampuan itu sesungguhnya lahir sebab dorongan kekaguman yang memuncak. Dari rasa kagum itulah akhirnya Aguk bisa menulis halaman demi halaman dalam waktu yang singkat. Meski begitu ia mengakui bahwa tulisan itu tetap lahir karena riset yang panjang.

Sementara itu, Asyrofi menyampaikan pengalamannya kala bersua dan silaturrahim dengan Gus Dur. Menurutnya selain pribadi yang intelektualis dan romantis sebagaimana dipaparkan Aguk, Gus Dur merupakan tokoh yang dicintai banyak sekali orang. Hal itu kemudian banyak penulis yang mengangkat sisi kehidupannya ke dalam sebuah buku.

At Tijani Indonesia

"Karena cintanya kepada Gus Dur banyak orang yang kemudian menulis sesuatu tentangnya. Maka tak heran jika kita temui banyak sekali karya tulis tentang Gus Dur. Memang luar biasa," tuturnya.

Asyrofi menuturkan rasa cinta dan kagum itu dilatarbelakangi sebab pribadi Gus Dur yang memang ramah dengan semua orang dan golongan. Sikap dan nilai yang beliau usung merupakan sikap yang amat memanusiakan manusia. Dan, yang paling berkesan dari Gus Dur yaitu selera humornya yang tinggi.

Selanjutnya, secara santai Ahmad Faiz menyampaikan kekagumannya kepada Gus Dur terutama dalam merangkul manusia-manusia di seluruh Dunia. Hal itu dikemukakan mengingat Gus Dur juga pernah aktif dalam Persatuan Pelajar Indonesia Timur Tengah.

Kegiatan bedah buku yang rangkaian acara peringatan Haul ke-7 Gus Dur yang diadakan GP Ansor, Fatayat NU, IPNU dan IPPNU Gebog Kudus ini berlangsung meriah dengan selingan humor-humor dan kisah hidup tentang Gus Dur yang asyik untuk disimak.?

Pada waktu yang sama pula sejumlah siswa mewakili pelajar se-Kabupaten Kudus untuk lomba menulis surat untuk Gus Dur. Satu seminggu sebelumnya diadakan lomba mewarnai dan menggambar wajah Gus Dur dengan peserta anak-anak TK, PAUD dan siswa siswi MI/SD se Kudus. (M. Farid/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Budaya, IMNU At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar