Taman Surga di Kowloon

Posting Komentar
Hong Kong, At Tijani Indonesia. Salah satu karakteristik ajaran Islam ialah tidak menghendaki adanya kesulitan dan kesempitan. Itu yang saya tanamkan kepada jamaah di Majelis Taklim Uswatun Hasanah pimpinan Mbak Ida yang setiap Rabu mengadakan taklim di Taman Kowloon.

Ada beberapa jamaah yang bercerita bahwa tidak semuanya dapat dengan bebas melaksanakan ibadah di rumah majikannya yang berlainan agama. Salah satu alasan lucunya ialah takut nanti Tuhannya berantem di dalam rumah. Speechless juga saya mendengarnya.?

Taman Surga di Kowloon (Sumber Gambar : Nu Online)
Taman Surga di Kowloon (Sumber Gambar : Nu Online)

Taman Surga di Kowloon

Salah seorang curhat kepada saya, "Ustad, saya sampai shalat di dalam kamar mandi karena dilarang oleh majikan."?

Mendengar ini rasanya campur aduk. Ada sedih, ada prihatin, tapi juga ada rasa gembira bagaimana karena di tengah keterbatasan mereka tetap semangat dan tulus menjalankan ajaran agama.?

Juga ada rasa amat menyayangkan bila berkaca pada Muslim di tanah air yang bisa bebas untuk mendirikan shalat baik fardhu maupun sunnah, namun justru meninggalkannya dengan enteng. Saya menemukan spirit keagamaan yang tinggi di sini.

Ada juga Bu Maksima yang mengungkapkan kegembiraannya usai bisa membaca Al-Quran, meski awalnya ragu apakah bisa. Pelajaran IQRA 1 saja baru dimulai di bulan Maret. Namun, alhamdulillah berkat kegigihannya setiap hari belajar plus via online juga dengan pengajar Al-Qur’an, tekadnya bisa terpenuhi di tengah kesibukannya bekerja.

At Tijani Indonesia

Menurut keterangan yang saya dapat usai berdiskusi, tak sedikit pula majikan yang membebaskan untuk melakukan ibadah bagi BMI Hong Kong. ? Rata-rata majikan yang tak percaya adanya Tuhan (atheis) justru lebih toleran ketika mendapati pegawainya yang Muslim. Ini menurut pengamatan sebagian BMI.?

At Tijani Indonesia

"Yang jelas tetaplah tunjukkan akhlak yang islami pada siapa pun, bahkan kepada yang menyakiti kita. Jika Allah berkehendak maka bukan tak mungkin justru pintu hidayah terbuka lewat jamaah majelis taklim ini. Apalagi banyaknya non-Muslim di Hong Kong bisa jadi bukan karena menolak Islam, tapi karena memang belum mengenalnya," saya menimpali.

Pengajian akhirnya ditutup sebelum maghrib yang dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama, shalat maghrib berjamaah dan menikmati makanan khas Indonesia yang dibawa dari rumah masing-masing. Suasana keakraban dan keguyuban amatlah terasa.?

Walau ada beberapa jamaah yang pulang sebelum kegiatan selesai, semua memaklumi karena yang datang ini istimewa. Bahkan tak jarang untuk mencapai tempat ini dibutuhkan waktu 1-2 jam di tengah libur yang hanya satu hari itu. Mereka yang pulang duluan karena sudah ditunggu majikannya.?

Saya berdoa agar semoga saudara-saudara kita ini diberikan kekuatan iman dan ketakwaan; diberikan kesehatan lahir batin, serta senantiasa mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. (Saepuloh, pendakwah, salah satu ustad anggota Dai Ramadhan LDNU yang ditugaskan ke Hong Kong dan Macau)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Humor Islam At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar