Ngaji bawang yang diikuti oleh 750 orang anggota LPPNU se-Kota Kraksaan ini dihadiri oleh Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari, Mustasyar PCNU Kota Kraksaan H. Hasan Aminuddin, Rais PCNU Kota Kraksaan KH Munir Kholili, Ketua PCNU Kota Kraksaan H. Ahmad Suja’i Syafi’i, Wakil Ketua Bidang Pertanian PCNU Kota Kraksaan Nanang Trijoko Suhartono beserta segenap jajaran pengurus.
750 Anggota LPPNU Kota Kraksaan Ikuti “Ngaji Bawang” (Sumber Gambar : Nu Online) |
750 Anggota LPPNU Kota Kraksaan Ikuti “Ngaji Bawang”
Mustasyar PCNU Kota Kraksaan H. Hasan Aminuddin menyampaikan bahwa jika ingin tanamannya bagus, maka sawahnya harus sering-sering didatangi. Seorang petani lahir dan batin harus tahu pertaniannya.“Kegiatan bertajuk Ngaji Bawang ini dilakukan dalam rangka mengangkat marwah, harkat serta derajat agar petani benar-benar menjadi raja di daerahnya. Sebab mayoritas petani tidak tahu perkembangan harga, sehingga banyak tertipu oleh pedagang,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut A’wan PWNU Jawa Timur ini menceritakan pengalamannya sewaktu berkunjung ke Thailand. Menurutnya, petani di negeri gajah tersebut benar-benar menjadi raja.?
At Tijani Indonesia
“Saat menjual hasil panennya, petani ke pasar hanya membawa contoh hasil taninya. Artinya, petani yang mengatur pedagang. Nantinya dengan hanya melihat contoh, pedagang mulai menawar. Dari situlah, petani bisa memilih penawaran yang paling tinggi,” jelasnya.Menurut Hasan, selama wilayah timur Kabupaten Probolinggo selalu ditanami tembakau. Padahal bawang merah sudah harus mulai dikembangkan karena prospeknya besar dan tidak akan mudah jatuh. “Bawang merah kita sudah banyak diakui kualitasnya oleh beberapa hotel Bintang 5. Bahkan banyak hotel yang kekurangan stok,” tegasnya.
Sementara Ketua PC LPPNU Kota Kraksaan Yahyadi mengatakan berkah keistiqomahan PC LPPNU Kota Kraksaan baik ranting maupun anak ranting yang berkolaborasi dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) tentang pelaksanaan inovasi teknologi pembaharuan sistem pola tanam pada komoditas bawang merah jelas merubah pola pikir para Nahdliyin yang berprofesi sebagai petani.
“Dampak dari inovasi ini dirasakan oleh ranting dan anak ranting LPPNU. Salah satunya terjadi perubahan sistem pola tanam yang semula padi-tembakau menjadi padi-tembakau-bawang merah. Bahkan bisa padi-bawang merah-tembakau-bawang merah dalam kurun waktu 1 tahun,” katanya.
At Tijani Indonesia
Menurut Yahyadi, secara analisa usaha tani bahwa hasil yang didapat dari bibit 750 kg dengan biaya total Rp 55.722.000, hasil produksi 5.232 kg dengan harga Rp 20.000/kg dan klotoran 102 kg dengan harga Rp 14.000/kg, hasilnya Rp 106.068.000. Maka hasil bersihnya Rp 50.346.000 dengan luasan 0,8 Ha.“Saya akan selalu turba untuk mengawal dan mendampingi ranting dan anak ranting LPPNU Kota Kraksaan yang melaksanakan program kerja sesuai dengan potensi wilayah masing-masing,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Fathoni)
Dari Nu Online: nu.or.id
At Tijani Indonesia Olahraga, Pondok Pesantren At Tijani Indonesia
Posting Komentar
Posting Komentar