Jika selepas Jumatan tadi siang (28/7), Saudara menyambangi PBNU, akan mendapati hal yang tak biasanya. Terutam di lantai 8. Jika menaiki lift ke lantai itu, Saudara memiliki tiga pilihan. Ke kanan, ke kiri, atau lurus. Karena lurus itu adalah ruangan-ruangan lembaga di PBNU, mari kita memilih ke kiri dan kanan.?
Silaturahim Budaya di atas Budaya (Sumber Gambar : Nu Online) |
Silaturahim Budaya di atas Budaya
Jika ke kanan, saudara akan bertemu dengan ragam keris dengan ragam warna dan macam eluk lengkap dengan warangkanya. Benda-benda itu ditata berjajar di meja-meja. Jika Saudara tekun menghitung, ada seiktar 99 keris di situ.?Jika masuk melalui pintu kiri, Saudara akan bertemu dengan ragam makanan, yang mungkin saja tak menyangka hari itu akan dihidangkan. Di situ ada beragam nasi tumpeng dengan ragam hiasan dan lauk-pauknya, umbi-umbian rebus, buah-buahan, dan minuman legen atau nira dari pohon aren.?
Saudara bisa mencicipi sepuasnya berulang-ulang tanpa ada yang melarang karena yang menjaga bukan Banser atau pendekar Pagar Nusa. Tentu dengan catatan agak menebalkan muka.?
At Tijani Indonesia
Jika masuk ke aula, Saudara disambut nyanyian dengan jenis musik congpong atau keroncong yang dipadu jaipong dari daerah Tugu, Tanjung Priuk. Ketika saya masuk ruangan itu, si penyanyi sedang melantukan “Sepanjang Jalan Kenangan”, lalu lagu “Caping Gunung”.?Keroncong jaipong itu menyambut para tamu mulai dari rakyat biasa, wartawan, budayawan, kiai, mantan politisi, hingga mantan jenderal, mulai dari Wakil Rais ‘Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar, KH Said Aqil Siroj, Sujiwo Tedjo, hingga Agum Gumelar, KGPH Puger, dan Harry Tjan Silalahi.?
At Tijani Indonesia
Seniman Sunda, Gholla Barghawaz membuka acara dengan membacakan pantun pembuka diiringi celempung dan karinding. Kemudian setelah pembacaan ayat Al-Quran, aktivis Lesbumi menyanyikan "Sapta Wikrama" disusul puisi Abdulla Wong, mocopat dari Sujiwo Tedjo, pencak silat dari Pagar Nusa, dan di akhiri dengan Seminar yang diisi Ketua Lesbumi KH Agus ? Sunyoto, Ketua Umum Persatuan Purnawiran Warakawuri TNI/Polri (Pepabri) Agum Gumelar, Budayawan KGPH Puger, dan Pemerhati Budaya Harry Tjan Silalahi.?Ketua umum PBNU KH said Aqil Siroj silaturahim itu adalah kebudayaan. Ketika menggunakan istilah silaturahim kebudayaan ini berarti budaya di atas budaya. Silaturahim yang berlangsung itu adalah budaya di atas budaya. (Abdullah Alawi)
Dari Nu Online: nu.or.id
At Tijani Indonesia Hadits At Tijani Indonesia
Posting Komentar
Posting Komentar