Pergunu: Orientasi Pendidikan Harus Bermuatan Nilai Luhur Kebangsaan

Posting Komentar
Jakarta, At Tijani Indonesia. Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) menggelar halaqoh Pendidikan, Senin (5/6) di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat dengan tema "Reorientasi Pendidikan Nasional untuk Pendidikan yang Berkualitas, Adi, dan Merata".

Narasumber yang dihadirkan adalah dewan pakar dan penasehat PP Pergunu. Salah satunya, Prof Ojat Darojat, Guru Besar dalam bidang Ilmu Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Universitas Terbuka.?

Pergunu: Orientasi Pendidikan Harus Bermuatan Nilai Luhur Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu: Orientasi Pendidikan Harus Bermuatan Nilai Luhur Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu: Orientasi Pendidikan Harus Bermuatan Nilai Luhur Kebangsaan

Dalam keterangan tertulis kepada At Tijani Indonesia, Selasa (6/6) menurut Ojat perlu integrasi nilai-nilai kebangsaan dalam kurikulum pendidikan Nasional, sehingga proses pewarisan nilai luhur bangsa pada generasi berikutnya dapat berjalan secara baik dan benar, serta berkelanjutan.

"Negara bangsa ini telah memiliki sejarah luhur, yang sukses menemukan karakter khasnya, maka nilai luhur tersebut harus terwariskan pada generasi berikutnya. Pengembangan kurikulum harus terus mempertimbangkan nilai kearifan lokal dan ciri khas kebangsaan lainnya,” terang Doktor Curriculum theory and implementation dari Simon Fraser University (SFU) Canada.

Untuk itu menurutnya, dalam perspektif mikro, Guru harus menghadirkan pembelajaran yang mampu mengelaborasi kemampuan, minat, dan bakat peserta didik secara baik dan benar dengan muatan bahan ajar yang sesuai dengan karakter budaya bangsa. Salah satu karakter yang harus diperkuat adalah kepedulian (caring).?

At Tijani Indonesia

"Mewariskan budaya luhur bangsa akan tercapai dengan menghadirkan pembelajaran yang mengandung muatan karakter peduli dan berbagi, atau kita sering kenal dengan gotong royong, dan lainnya. Maka, peserta didik harus terus digali kemampuan kreativitasnya, terus dilatih berbicara, bekerjasama, berinovasi sesuai minat dan bakatnya,” pungkas Ojat yang juga Kepala Lembaga Pengembangan Bahan Ajar, Ujian, dan Sistem Informasi Universitas Terbuka.

At Tijani Indonesia

Pada kesempatan yang sama, KH Mujib Qulyubi, Dewan Penasehat PP Pergunu mengamanatkan agar Guru Binaan Pergunu menjadi bagian dari solusi kebangsaan. Terutama dalam membendung paham-paham radikalisme dan Islam transnasional yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.?

"Indonesia akhir-akhir ini telah diuji dengan paham Islam radikal, Islam takfiri yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan kita, maka saya berpesan kepada Guru NU agar berperan aktif gerakan tersebut, dengan menghadirkan pembelajaran berdasarkan Islam Ahlussunah wal Jamaah Annahdliyah ? yang rahmatan lil alamin, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan,” terang Mujib Qulyubi yang juga Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia.

Sementara itu, Wakil Ketua Lembaga Perguruan Tinggi NU, Mohommad Afifi dalam paparan disampaikan menyebutkan bahwa lembaga dan Banom NU yang bergerak di dunia pendidikan harus bekerja sama dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi warga nahdliyin, serta dalam menghadapi tantangan gerakan ekstremis Islam yang cenderung menafikan nilai kebangsaan.

"Kita harus bersama, LPTNU, Maarif, RMI, Pergunu dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas di lingkungan nahdliyin. Hari juga tantangan kelompok Islam Radikal di Indonesia semakin nyata, apalagi di dunia kampus, maka sinergi untuk melawan itu, sangat dibutuhkan,” ujar Afifi yang juga Kepala Prodi Hukum UNU Indonesia.

Hadir dalam halaqoh yang digelar secara serial setiap satu bulan di antaranya perwakilan Ikatan Guru Indonesia (IGI), Pengurus Pergunu Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jambi, serta beberapa tokoh pendidikan lainnya. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Kyai At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar