Biarawati: Gus Dur Sosok yang Mengedepankan Kemanusiaan

Posting Komentar
Lampung Selatan, At Tijani Indonesia. Pimpinan Rumah Retreat Ngison Nando Lampung Selatan suster Louise berpendapat Indonesia membutuhkan orang seperti almarhum Presiden RI ke - 4 KH Abdurahman Wahid (Gus Dur). Menurut biarawati tersebut Gus Dur datang dengan mengedepankan kemanusiaan.

Biarawati:  Gus Dur Sosok yang Mengedepankan Kemanusiaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Biarawati: Gus Dur Sosok yang Mengedepankan Kemanusiaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Biarawati: Gus Dur Sosok yang Mengedepankan Kemanusiaan

"Gus Dur seorang nasionalis, agamais. Ia pribadi yang terbuka terhadap siapa pun. Ia tidak melihat orang per orang atas nama agama, tapi kemanusiaan. Ia juga pribadi yang mengajak masyarakat mensejajarkan daya pikir mengenai Indonesia sebagai negara, bukan milik agama tertentu," ujar di Kalianda, Kamis (21/8).

Biarawati itu mengapresiasi Gus Dur dan pengikutnya atau Gusdurian yang dalam beberapa kesempatan berani terlibat dalam konflik bukan untuk memperburuk suasana namun demi kedamaian.

At Tijani Indonesia

"Seperti Gus Dur yang mengajak orang memahami kedamaian, kebaikan. Ia tidak suka sesuatu yang jahat dan tidak baik. Hal-hal semacam itu menurut Gus Dur jangan dibiarkan berkembang. Hebatnya, siapa yang melakukan hal tidak baik biasanya diajak omong baik-baik oleh Gus Dur," ujar biarawati yang berasal dari Flores itu pula.

At Tijani Indonesia

Louise yang mengaku baru dua tahun di Lampung menilai iman, ilmu, dan amal Gus Dur sejalan. "Dalam tindak tanduk hidupnya, Gus Dur membuat tidak adanya pengkotak-kotakan," tuturnya lagi. ?

"Gus Dur secara fisik buta. Tapi mata hati pribadi yang juga dekat dengan Romo Mangun dan Romo Magniz itu tidak buta. Dan pancaran itu lebih kuat," ujar Suster Loise.

Ia menambahkan, orang berperilaku karena konsep, sesuatu yang tidak baik bukan dari pribadinya, tapi dari yang dia dengar.

Karena itu, ia berharap, Gusdurian atau pecinta dan masyarakat yang mengamini pemikiran Gus Dur terhadap minoritas misalnya, terus berpartisipasi menjaga Indonesia yang bhineka.

Loise menjelaskan pendapatnya itu di sela pelatihan Civic Education for Future Indonesia Leaders (CEFIL) level I yang diselenggarakan Yayasan Satunama di Rumah Retreat Ngison Nando, Kalianda, Lampung Selatan mulai 17 hingga 24 Agustus.

Salah satu kegiatan dalam pelatihan diikuti 23 peserta dari berbagai organisasi kepemudaan dan Lembaga Swadaya Masyarakat dari berbagai daerah di Lampung itu ialah diskusi demokrasi, hak asasi manusia dan intoleransi beragama dengan narasumber Savic Ali, aktivis 98 yang juga Pemimpin Redaksi NU online. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Nahdlatul Ulama, Aswaja, Fragmen At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar