Yenny Wahid: Perempuan adalah Tiang Negara (Sumber Gambar : Nu Online) |
Yenny Wahid: Perempuan adalah Tiang Negara
Presiden Jokowi dalam pidatonya meminta masyarakat Indonesia untuk selalu menjaga perdamaian di Bumi Nusantara. Banyak negara yang kepincut dengan perdamaian dan kerukunan yang berlangsung di Indonesia.Indonesia memiliki suku yang cukup banyak, mencapai 714 suku, dibandingkan Malaysia yang hanya 3 suku, Indonesia memiliki berbagai suku, berbeda agama, budaya dan berbeda bahasa.
“Maka, perlu hati-hati dalam menyikapi dan jangan sampai ada gesekan apalagi konflik,” kata Presiden di kompleks pesantren tertua di Sumenep yakni An-Nuqqayah adalah salah satu tiang penyangga masyarakat Madura dan Jawa Timur berpengaruh luas melampaui pulau Jawa.
At Tijani Indonesia
“Beraneka ragam suku bahasa agama ras itu merupakan takdir yang harus dijaga. Sekecil apapun yang bisa menyebabkan perpecahan harus segera diatasi dan dihindari,” sebut Jokowi.Jokowi meminta warga Madura menjaga persaudaraan, menjaga ukhuwah Islamiyah, menjaga ukhuwah Basyariah dan Ukhuwah Wathaniyah. Tetap menjaga perdamaian.
“Wanita juga bisa menjadi kunci perdamaian,” tegas Jokowi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menyampaikan apresiasinya terhadap perempuan yang ada di Madura. Acara hari ini adalah kolaborasi antara UN Women dan Wahid Foundation dengan dukungan khusus dari pemerintah Jepang.
UN Women adalah lembaga PBB yang mendapat mandat untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan di dunia. Kegiatan yang kami gagas ini dipicu oleh rasa bangga kami kepada perempuan Indonesia yang mempunyai karakter khas.
At Tijani Indonesia
“Ketika UN Women menghubungi kami untuk membuat kegiatan perayaan hari perdamaian dunia yang melibatkan kelompok perempuan di masyarakat kami langsung berpikir bahwa Madura adalah daerah yang paling pas, karena perempuan Madura dikenal sebagai pribadi yang ulet dan pekerja keras, serta religius dan senang bergotong royong,” ungkap Yenny.Berangkat dari rasa bangga itulah maka Wahid Foundation berinisiatif untuk membuat Gerakan Perempuan Untuk Perdamaian.
“Karena maqolah ulama menyebutkan, Annisa ‘imadul bilad, idzasholuhat sholuhal bilad, Perempuan itu tiang negara, bila perempuannya baik maka negaranya juga akan baik,” jelas Yenny.
Selama ini, menurut Yenny, para kiai telah berjuang di garda terdepan untuk menciptakan ketenteraman dan kedamaian di bumi nusantara. Tentu dibelakangnya terdapat peran ibu Nyai yang luar biasa dan turut serta dalam perjuangan tersebut.
Program yang digagas bersama UN Women, berbentuk program penguatan ekonomi keluarga, dimana perempuan akan dibantu untuk meningkatkan kemampuannya dalam mencari tambahan nafkah keluarga.
Mereka bisa tetap tinggal dirumah untuk mengasuh anaknya, sambil membuat usaha kecil untuk membantu pendapatan keluarganya.
Disisi lain para perempuan tersebut juga akan dibekali dengan kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai perdamaian dilingkungannya masing-masing sehingga tidak mudah terpancing oleh provokasi orang-orang yang ingin menciptakan konflik ditengah-tengah masyarakat.
Dalam program ini juga melibatkan banyak kiai, Gus dan Lora, untuk membantu membangun pemahaman kaum perempuan terutama tentang nilai Pancasila.
Para kiai adalah orang yang paling tepat untuk bicara soal Pancasila, karena para kyai sangat menyadari bahwa Pancasila, kata Yenny Wahid, adalah mitsaqon gholidzo, perjanjian suci yang mengikat seluruh bangsa Indonesia, yang telah direstui oleh para ulama pendahulu kita.
“Saya berharap para Lora dan Gus dari An-Nuqayah bersama para bu Nyai, nantinya bisa menjadi pelopor-pelopor perdamaian di Madura dan Indonesia,” tegas Yenny.
Menurut Yenny, gerakan ini juga sekaligus menjadi respon dari keinginan baik Presiden yang telah menggagas konsep penguatan ekonomi umat.
Menurutnya Presiden telah bekerja keras dalam melakukan banyak upaya untuk mengikis kesenjangan ekonomi yang ada di masyarakat.
“Kita doakan Beliau diberi kesehatan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk membangun Indenesia yang aman, adil dan sejahtera,” pungkas Yenny. (Red: Fathoni)
Dari Nu Online: nu.or.id
At Tijani Indonesia Kyai, PonPes, AlaNu At Tijani Indonesia
Posting Komentar
Posting Komentar