Bencana Kemanusiaan Harus Ditanggulangi secara Sinergis

Posting Komentar
Bogor, At Tijani Indonesia. Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kementerian Sosial menggandeng Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) untuk melakukan kerja-kerja nyata di bidang sosial dan kemanusiaan sebagai dampak bencana. Selain itu, Kemensos juga bersinergi dengan lembaga-lembaga kemanusiaan lain.

Bencana Kemanusiaan Harus Ditanggulangi secara Sinergis (Sumber Gambar : Nu Online)
Bencana Kemanusiaan Harus Ditanggulangi secara Sinergis (Sumber Gambar : Nu Online)

Bencana Kemanusiaan Harus Ditanggulangi secara Sinergis

Penguatan sinergi ini dilakukan oleh Kemensos dalam Pelatihan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Tingkat Madya di Tagana Training Center, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/8). Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia (World Humanitarian Day) 19 Agustus sebagai fokus kerja Kemensos dan lembaga-lembaga bencana dan kemanusiaan.

Ketua Pimpinan Pusat LPBINU M. Ali Yusuf menuturkan bahwa kerja kemanusiaan tidak bisa dilakukan sendirian, karena persoalan bencana kemanusiaan sangatlah kompleks sehingga harus dilakukan sinergi, baik dengan pemerintah maupun lembaga bencana kemanusiaan lain.

“Forum kemanusiaan (humanitarian forum) telah kita bentuk yang berisi lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang kemanusiaan agar kerja menanggulangi bencana bisa berjalan dengan maksimal,” ujar Ali Yusuf.

LPBINU, katanya, selama ini bekerja sama dengan lembaga manapun. Apalagi setiap lembaga mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing sehingga mutlak harus bersinergi. Namun demikian, menurutnya, sinergi ini jangan malah menjadikan distribusi bantuan bencana terkonsentrasi di satu titik. “Harus merata di setiap daerah, terutama di daerah dengan risiko bencana tinggi,” terang Ali Yusuf.?

At Tijani Indonesia

Sementara itu, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI, Adhy Karyono menjelaskan selama pelatihan, anggota Tagana akan dibekali pengetahuan manajemen posko sebagai pusat pengelolaan data dan informasi, pusat pengawasan, pengendalian dan koordinasi dalam melakukan operasi penanggulangan bencana diseluruh Indonesia.

"Posko yang berfungsi baik tentu didukung oleh petugas yang memiliki manajemen yang baik juga. Jadi kapanpun bencana terjadi dan diperlukan, mereka sudah siap" ungkapnya.?

At Tijani Indonesia

Ia berharap petugas posko dapat lebih maksimal dalam mengelola posko sebagai ruang pusat data dan informasi yang berkaitan dengan pelayanan Kementerian Sosial. Menurutnya, informasi yang cepat, tepat dana kurat dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat, utamanya saat bencana terjadi.

Adhy menerangkan, materi yang diberikan antara lain, Manajemen Keposkoan, Sistem Komunikasi Penanggulangan Bencana, Pengenalan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Teknik-teknik Rapid asesmen, Program/KegiatanPerlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Pembinaan Mental dan Fisik, Perlindungan Sosial Bagi Anak dalam Situasi Darurat, Simulasi Manajemen Posko.

Hari Kemanusiaan Sedunia dapat menjadi momentum untuk memperkuat dialog serta memperkuat upaya bersama para pelaku kemanusiaan di Indonesia, baik dari Pemerintah, lembaga usaha, masyarakat, pemuka agama serta lembaga internasional dan lembagaa sing non-pemerintah. Melalui peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia, ditumbuhkan semangat meringankan penderitaan manusia sesama dalam diri TAGANA dan di setiap individu di Indonesia.?

Kegiatan pelatihan yang dirangkai dengan peringatan Hari Keamnusiaan Sedunia yang jatuh pada 19 Agustus ini dihadiri oleh Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa. Khofifah menekankan bahwa kepedulian sosial dan membantu manusia merupakan bentuk peningkatan penghambaan manusia dengan Tuhannya. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Pahlawan, Bahtsul Masail, Hikmah At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar