Kunjungi Turki, Paus Fransiskus Ingin Pengaruhi Presiden Erdogan

Posting Komentar
Depok, At Tijani Indonesia. Kunjungan tiga hari Sri Paus Fransiscus ke Turki, sejak Jumat (28/11) hari ini hingga Ahad (30/11), disinyalir hendak mempengaruhi kebijakan luar negeri Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Kunjungi Turki, Paus Fransiskus Ingin Pengaruhi Presiden Erdogan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kunjungi Turki, Paus Fransiskus Ingin Pengaruhi Presiden Erdogan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kunjungi Turki, Paus Fransiskus Ingin Pengaruhi Presiden Erdogan

Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia (UI), Dr. Abdul Mutaali,? MA, MIP, menyatakan kedatangan Sri Paus Fransiskus bertujuan mempengaruhi Presiden Erdogan agar tidak mengintervensi konflik Palestina-Israel.

"Sri Paus Fransiskus ingin agar Turki menjaga sikap netralnya dan tidak melakukan intervensi dalam konflik Palestina-Israel. Termasuk konflik internal faksi Fatah dan Hamas," tutur Mutaali di kampus UI Depok, Kamis (4/12) malam.

At Tijani Indonesia

Kompensasinya, lanjut Mutaali, ialah dukungan Paus Fransisus agar Turki bisa bergabung dalam Uni Eropa. Secara simbolis, kedatangan Sri Paus Fransiskus menyiratkan dukungan itu.

Jadi, ungkapnya, Sri Paus Fransiskus hendak meminta maaf secara tersirat kepada Presiden Erdogan.

At Tijani Indonesia

Pasalnya, pendahulu Paus Fransiskus, Paus Benediktus, pernah menyatakan Turki mustahil bergabung dalam Uni Eropa karena berpenduduk mayoritas Muslim, meskipun menganut sekulerisme.

"Turki berbeda dengan Uni Eropa, mereka Muslim dan Uni Eropa Kristen. Jadi, Turki mustahil bergabung dengan Uni Eropa," ujar Mutaali menirukan pernyataan Paus Benediktus ketika itu.

Menurutnya, Sri Paus Fransiskus memandang penting peran turki dalam geopolitik Timur Tengah karena Turki memiliki dua kartu truf di pentas politik internasional.

Pertama, Turki merupakan anggota "North Atlantic Treaty Organization (NATO)" jauh sebelum berupaya menjadi anggota Uni Eropa. Jadi, Turki merupakan negara sekuler berpenduduk mayoritas Muslim.

Kedua, Turki merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-20 di dunia. Itu sebabnya Turki masuk menjadi anggota G-20 bersama dua negara Muslim lainnya, Indonesia dan Saudi Arabia.

Jika Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ke-10 terbesar di dunia, jelas Mutaali, maka Saudi Arabia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi kelima terbesar di dunia. Dengan kondisi ini, Turki berperan penting dalam geopolitik Timur Tengah.

Faktor pendukung lainnya, paparnya, Iran tidak bisa diharapkan untuk bekerjasama dengan "Barat" karena tidak adanya hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan ideologi kultural yang berbeda dengan negara-negara Timur Tengah lainnya.

"Jadi, Turki sebagai negara tetangga Iran sangat diharapkan oleh Sri Paus Fransiskus untuk menjaga netralitas sikapnya terhadap konflik Israel-Palestina, termasuk konflik internal faksi Hamas dan Fatah," papar Mutaali.

Mutaali pun menilai Turki merupakan negara yang cukup lihai dan fleksibel dalam pentas politik internasional. Khususnya, dalam menjaga keseimbangan antara negara "Barat" dan Timur (Islam).

Apalagi, tambahnya, relasi diplomatik antara Vatikan dan Turki sudah dimulai sejak Turki masih berbentuk Kekhalifahan Usmani. Jadi, umurnya sudah ribuan tahun. (Muhammad Ibrahim Hamdani/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

At Tijani Indonesia Doa, AlaNu At Tijani Indonesia

Related Posts

Posting Komentar